Jumat, 26 April 2024

Doa Mustajab Agar Bayi Terlahir Sebagai Anak yang Sholeh

 

Harapan Orang Tua Terhadap Bayi Yang Dikandung

Begitu banyak harapan yang ingin diwujudkan oleh setiap orang tua terhadap bayi yang akan membuka tirai dunia dan merasakan cahaya yang meliputi kulit indahya. Tentunya setiap orang tua ingin agar bayi yang terlahir dari kehangatan rahim ibu tumbuh merasakan kehidupan ini dengan kondisi yang baik. Berbagai ikhtiar yang diperjuangkan oleh setiap orang tua untuk menggapai hasil yang sesuai dengan apa yang diimpikan. Tentunya ikhtiar tersebut wajib berkiblat pada aspek positif yang sudah Allah SWT. perlihatkan jalannya.

Namun perlu dicatat dalam mindset kita, bahwa segala ikhtiar yang kita perjuangkan akan sia-sia baik di dunia dan di akhirat. Ketika tidak kita sertai dengan do’a. Karena kita hidup di dunia atas kehendak dari Allah SWT, dan do’a menjadi cara yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan Ridho dari -Nya.

Ada beberapa do’a yang bisa anda panjatkan untuk bayi anda di setiap waktunya. Disini kami merangkum beberapa doa yang InsyaAllah mustajab dan dapat membantu anda untuk menggapai Ridho Allah SWT.

Rekomendasi Do’a Untuk Bayi Anda

Dilansir dari kanal Youtube Umma Rayyan (25/04/2024) Bahwasannya Ustadz Adi Hidayat menerangkan sebuah hadits sebagai berikut,

Do’a Untuk Usia Kandungan 0-4 bulan

Abi Abdurrahman Abdillah Ibnu Mas’ud r.a berkata “ Rasulullah SAW. Mengatakan kepada kami bahwa sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan di perut ibu kalian selama 40 hari berupa tetesan (nuthfah), kemudian menjadi segumpal darah (‘alaqah) dalam waktu yang sama. Kemudian menjadi segumpal daging (mudghah) juga dalam waktu yang sama. Sesudah itu malaikat diutus untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan mencatat 4 hal yaitu rezeki, usia, amal perbuatan, dan celaka atau bahagianya,” (HR Muslim)

Beliau menjelaskan, ketika usia kehamilan 0-4 bulan, dianjurkan untuk orang tua memohon kepada Allah Swt. untuk menempatkan 4 hal yang terdapat di hadits tersebut. Yaitu rezeki, usia, amal perbuatan, dan celaka atau bahagianya agar ditempatkan dalam suasana yang baik. Ustadz Adi Hidayat mencontohkan sebagai berikut,

” Ya Allah, kami mohon ya Allah, anugerahkan kepada anak kami ya Allah. Anak kami adalah rezeki terbaik dalam hidup kami ya Allah. Jauhkan dari yang haram, dekatkan dengan yang halal ya Allah. Teguhkan hatinya untuk menjemput yang halal dalam hidupnya, rezekinya. Ya Allah kami mohon, berapapun ajal yang telah Engkau tetapkan bagi anak kami, ya Allah kami mohon jadikan setiap detik kehidupannya, setiap detik usianya, menjadi kebaikan-kebaikan dan mendapatkan pahala sisi-Mu ya Allah. Kami mohon, bimbing kami ya Allah agar selalu mengerjakan amal-amal baik, dan meninggalkan yang buruk. Ya Allah jadikan hidupnya penuh dengan kebahagiaan dan jauh dari nestapa ya Allah.”

Do’a Ketika Usia Kandungan Masuk 4 bulan

Dan ketika usia kandungan mulai memasuki bulan ke-4, atau dibawahnya, namun kehamilannya terasa berat. Ustadz Adi Hidayat dalam kajiannya yang dimuat di kanal Youtube  Audio Dakwah (25/04/2024) menerangkan perihal amalan terbaik bagi ibu hamil. Beliau menerangkan terdapat beberapa amalan yang bisa dilakukan, termasuk di dalam surah Al-A’raf ayat 189, yang di dalamnya terdapat doa

Berikut do’a yang terdapat pada penggalan surah Al-A’raf ayat 189

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ فَلَمَّا تَغَشّٰىهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚفَلَمَّآ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَىِٕنْ اٰتَيْتَنَا صَالِحًا لَّنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ

Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan darinya Dia menjadikan pasangannya agar dia cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Kemudian, setelah ia mencampurinya, dia (istrinya) mengandung dengan ringan. Maka, ia pun melewatinya dengan mudah. Kemudian, ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) memohon kepada Allah, Tuhan mereka, “Sungguh, jika Engkau memberi kami anak yang saleh, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.
Ustadz Adi Hidayat pun melanjutkan bahwa yang diharapkan di dalam do’a tersebut adalah, lahirnya anak yang sholeh. Dan sholeh itu terdapat kriteria di dalamnya, meliputi: Toyyib, yaitu memiliki fisik yang sehat dan kuat. Khoir adalah memiliki pikiran yang baik. Makruf, ketika seseorang memiliki pikiran yang bagus maka hal tersebut bisa keluar menjadi makruf atau sikap yang terpuji, dan ikhsan adalah makruf yang dikerjakan karena Allah SWT.
“Maka ketika anda meminta anak yang sholeh maka anda meminta keempat hal tersebut yaitu tubuh yang sehat dan kuat, pikiran yang baik, sikap yang terpuji dan dekat dengan Allah atau ikhsan.” Ujar Ustadz Adi Hidayat.

Kisah Inspiratif

Beliau menerangkan juga di dalam Kanal Youtubenya, yaitu suatu hikmah melalui cerita yang bersumber dari Al-Qur’an, tepatnya di QS. Al-Imran Ayat 35-36
                                                                                             اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
(Ingatlah) ketika istri Imran) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
                          فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ وَضَعْتُهَآ اُنْثٰىۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْۗ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْاُنْثٰى ۚ وَاِنِّيْ سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.”
Dari ayat tersebut menceritakan ada seorang ibu bernama Hannah yang bernazar dalam do’annya. Ia meminta kepada Allah SWT agar dikaruniai bayi laki-laki, dengan tekad menjadikan bayinya sebagai orang yang mengabdi penuh kepada Allah SWT (berkhidmat di Baitul Maqdis).
Namun ternyata ia dikaruniai seorang bayi perempuan dari kandungannya. Dan kemudian Hannah menyampaikan kerisauannya kepada Allah SWT. Ia khawatir anaknya nanti tidak dapat berkhidmat di Baitul Maqdis, karena notabenenya pada saat itu tidak terbiasanya perempuan untuk berkhidmat di Baitul Maqdis. Dan Allah menjawab dalam firmannya. Bahwa Allah lebih mengetahui, segala fisik kehidupan yang telah Ia tetapkan. Termasuk keunggulan, dan potensi apa yang tertanam pada bayi Hannah.
Hannah kemudian memberi nama anaknya Maryam. Dalam bahasa Ibrani dan Arab berarti Perempuan yang mengabdi, yang Menjadikan risalah kehidupannya hanya untuk kepentingan agama. Dan Hannah juga memohon kepada Allah agar harapan atau nazar yang telah ia sampaikan, berjalan dalam naungan perlindungan Allah SWT.
Maka Maryam akan tumbuh menjadi  sebagai sosok perempuan luar biasa. Kemudian ia juga melahirkan keturunan yang luar biasa pula, dan pastinya membawa keberkahan.

Hikmah Berharga yang bisa Kita Ambil

Salah satu hikmah yang dapat kita ambil dari kisah yang sudah terabadikan dalan Al-Qur’an ini adalah. Bahwa apa yang kita pinta dalam do’a sekalipun itu berwujud nazar yang pondasinya adalah keinginan untuk mengabdi penuh untuk Agama. Bisa saja tidak Allah wujudkan, namun bukan Karena Allah SWT tidak sayang dengan kita, tetapi Allah sedang menempatkan kita dalam cerita terbaik yang sudah Allah SW. tetapkan.
Dan sebagaimana cara kita untuk menyikapinya dengan rasa syukur dan berprasangka baik, bahwa di kemudian hari kita pasti akan menuai hikmah dari alur yang telah kita jalani.

Untuk pemesanan Aqiqah praktis dan hemat bisa klik disini.

Peran Komunitas dalam Aqiqah

Hukum Mencicil Aqiqah atau Berhutang dalam Islam

 Dalam kehidupan modern saat ini, kebutuhan akan fleksibilitas keuangan sering kali menghadirkan situasi di mana seseorang mungkin belum mengetahui hukum mencicil aqiqah atau bahkan berhutang untuk melaksanakannya. Namun, dalam Islam, ada pertimbangan tertentu terkait dengan mencicil aqiqah atau berhutang untuk tujuan keagamaan.

Dalam konteks aqiqah, berhutang untuk melaksanakannya bisa menjadi pilihan terakhir bagi seseorang yang tidak memiliki dana yang cukup dan tidak menemukan alternatif lain. Namun, penting untuk memastikan bahwa hutang tersebut dapat dilunasi dengan cara yang tidak mengganggu kesejahteraan finansial di masa mendatang. Jika memungkinkan, mencari bantuan dari keluarga atau teman yang mampu juga bisa menjadi solusi yang lebih baik daripada berhutang.

Dalam segala hal, keseimbangan antara kewajiban agama, tanggung jawab finansial, dan prinsip kehati-hatian dalam berhutang harus selalu diperhatikan. Lebih baik menunda pelaksanaan aqiqah sementara waktu daripada terjerat dalam utang yang sulit dilunasi. Mari kita telaah lebih dalam hukum-hukum yang berkaitan dengan hal ini.

*Aqiqah: Tradisi Keagamaan dalam Islam

Aqiqah adalah tradisi keagamaan dalam Islam di mana seorang orangtua mengorbankan hewan (biasanya kambing atau domba) sebagai tanda syukur atas kelahiran anak mereka. Aqiqah juga merupakan salah satu bentuk sedekah yang dianjurkan. Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk melaksanakan aqiqah secara langsung.

hukum Mencicil Aqiqah: Tindakan yang Diperbolehkan dalam Islam?

Dalam Islam, prinsip dasar mengenai transaksi keuangan adalah keadilan, kejujuran, dan kebersamaan. Jika seseorang tidak memiliki cukup uang untuk melaksanakan aqiqah, mencicil aqiqah bisa menjadi opsi yang diperbolehkan, terutama jika dilakukan dengan kesepakatan yang jelas antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman.

Mengenai hukum mencicil aqiqah, dalam agama Islam, aqiqah adalah sebuah ibadah yang dianjurkan bagi orang tua setelah kelahiran anak mereka. Aqiqah dilakukan dengan menyembelih hewan yang sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam syariat Islam, seperti kambing atau domba. Hukum aqiqah sendiri adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan) bagi yang mampu. Artinya, bagi yang mampu, aqiqah sebaiknya dilaksanakan.

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mencicil aqiqah:

1. Kesanggupan Membayar:

Seseorang harus memastikan bahwa mereka mampu membayar cicilan tanpa mengorbankan kebutuhan dasar atau membebani diri mereka dengan hutang yang tidak terkendali.

2. Kesepakatan yang Jelas:

Syarat-syarat cicilan harus diatur dengan jelas, termasuk jumlah cicilan, jangka waktu pembayaran, dan apakah ada bunga atau tidak. Hal ini penting untuk menghindari potensi konflik di kemudian hari.

3. Tidak Membayar Bunga:

Dalam Islam, riba (bunga) diharamkan. Oleh karena itu, jika ada kesepakatan untuk membayar bunga atas cicilan, hal tersebut harus dihindari.

4. Mengutamakan Kemampuan Sendiri:

Sebisa mungkin, seseorang sebaiknya mencari cara untuk melunasi aqiqah tanpa berhutang. Ini termasuk mencari bantuan dari keluarga, teman, atau lembaga amal jika memungkinkan.

hukum Berhutang untuk Aqiqah: Apakah Diperbolehkan?

Saat seseorang tidak memiliki cukup uang untuk melaksanakan aqiqah dan tidak dapat mencicil, pertanyaan yang muncul adalah apakah berhutang untuk melaksanakan aqiqah diperbolehkan dalam Islam. Jawabannya bisa bergantung pada situasi individu dan keadaan darurat.

Dalam keadaan darurat, di mana seseorang tidak memiliki opsi lain dan aqiqah perlu dilaksanakan segera, berhutang bisa dianggap sebagai kebutuhan yang mendesak. Namun, hal ini harus dilakukan dengan penuh pertimbangan dan diikuti dengan niat untuk melunasi hutang secepat mungkin.

Secara prinsip, dalam Islam, mencicil aqiqah diperbolehkan selama pelaksanaannya dilakukan dengan niat yang baik dan sesuai dengan kemampuan finansial yang dimiliki oleh individu tersebut. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

“Janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu kepada orang-orang yang belum menikah di antara mereka, sehingga mereka menjadi kuat dan menjadi sempurna (dalam agama dan kehidupan). Barangsiapa yang mampu menanggungkan kewajiban itu hendaklah ia berbuat baik. Dan barangsiapa yang dipaksa (mengeluarkan sesuatu), maka Allah akan memberinya kemudahan.” (QS. Al-A’raf: 33)

Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan untuk menggunakan harta dengan bijaksana dan sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Jika seseorang tidak mampu melaksanakan aqiqah secara sekaligus, maka mencicil aqiqah dengan niat yang baik dan sesuai kemampuan adalah diperbolehkan.

Kesimpulan

Dalam Islam, melaksanakan aqiqah adalah suatu anjuran, namun memastikan bahwa cara melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip agama adalah penting. Mencicil aqiqah atau berhutang untuk melaksanakannya bisa menjadi opsi dalam situasi tertentu, namun harus dilakukan dengan penuh pertimbangan, kesepakatan yang jelas, dan niat untuk memenuhi kewajiban tersebut sesuai dengan kemampuan finansial.

Untuk pemesanan Aqiqah praktis dan hemat bisa klik disini.

Peran Komunitas dalam Aqiqah

Mengelola Konflik Keluarga dengan Bijak: Solusi untuk Orang Tua

 Mengelola Konflik Keluarga dengan Bijak: Solusi untuk Orang Tua. Mengelola konflik keluarga dengan bijak adalah keterampilan penting yang dapat membantu menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan mendukung pertumbuhan anggota keluarga. Berikut adalah beberapa solusi yang bisa diterapkan oleh orang tua untuk mengatasi konflik keluarga dengan bijak:

Komunikasi Terbuka dan Jujur

Penting untuk menciptakan lingkungan di mana setiap anggota keluarga merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah yang muncul. Dorong komunikasi yang terbuka dan jujur, di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya tanpa takut dihakimi. Orang tua perlu mendengarkan dengan penuh perhatian saat anggota keluarga lainnya berbicara, tanpa menginterupsi atau menghakimi. Ini membantu membangun pengertian dan empati antara anggota keluarga. Gunakan Bahasa yang Hormat dan Tidak Menyerang penting untuk menghindari penggunaan bahasa yang menyerang atau merendahkan saat mengatasi konflik. Alih-alih, gunakan bahasa yang sopan dan hormat dalam berkomunikasi.

Temukan Solusi Bersama-sama

Alih-alih mencari pemenang atau pecundang dalam konflik, ajak semua anggota keluarga untuk berkolaborasi mencari solusi yang memuaskan semua pihak. Diskusikan opsi yang ada secara bersama-sama dan cari jalan tengah yang dapat diterima oleh semua orang. Untuk mengelola emosi dengan baik saat menghadapi konflik. Ajarkan anak-anak bagaimana mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat, dan berikan contoh dengan menunjukkan cara mengendalikan emosi sendiri. Ajarkan anak-anak keterampilan resolusi konflik yang konstruktif, seperti kompromi, negosiasi, dan kemampuan untuk mencari solusi yang memuaskan semua pihak. Ini membantu mereka belajar cara mengatasi konflik secara positif dalam kehidupan mereka.

Berikan Contoh Perilaku yang Positif

Orang tua memiliki peran penting sebagai contoh teladan dalam mengelola konflik. Tunjukkan kepada anak-anak cara berkomunikasi secara efektif, mengelola emosi, dan menyelesaikan konflik dengan bijak melalui perilaku Anda sendiri. Perhatikan Kesejahteraan Emosional bahwa setiap anggota keluarga merasa didengar, dihargai, dan diperhatikan dalam setiap konflik. Berikan dukungan emosional dan bimbingan saat diperlukan untuk membantu mereka mengatasi konflik dengan cara yang sehat. Dengan menerapkan solusi-solusi ini, orang tua dapat membantu mengelola konflik keluarga dengan bijak dan membangun hubungan yang kuat dan harmonis di antara anggota keluarga.

Pahami Akar Masalah Ketika konflik muncul

penting untuk mencari tahu akar masalahnya. Ini bisa melibatkan percakapan terbuka dengan semua pihak yang terlibat untuk memahami perspektif mereka dan apa yang menyebabkan konflik tersebut timbul. Pilih waktu yang tepat untuk membahas konflik keluarga. Hindari menghadapinya saat suasana hati sedang buruk atau ketika orang-orang sedang sibuk dengan kegiatan lain. Carilah waktu di mana semua anggota keluarga dapat fokus sepenuhnya pada diskusi.

Gunakan Pendekatan Kolaboratif

Daripada melihat konflik sebagai pertarungan di mana ada pihak yang menang dan kalah, ajak semua anggota keluarga untuk berkolaborasi mencari solusi yang memuaskan semua pihak. Diskusikan ide-ide bersama dan buat kompromi jika diperlukan. Meskipun konflik bisa menimbulkan ketegangan, penting untuk tetap memperkuat hubungan positif di antara anggota keluarga. Ingatkan satu sama lain tentang kasih sayang dan dukungan yang ada di antara kalian meskipun sedang berbeda pendapat. Komunikasi non-verbal juga memiliki peran penting dalam mengelola konflik. Pastikan untuk menjaga bahasa tubuh yang terbuka dan ramah, dan hindari nada suara yang menyerang atau mengejek.

Berikan Ruang untuk Menyampaikan Perasaan

Beri setiap anggota keluarga kesempatan untuk menyampaikan perasaan mereka dengan jujur dan tanpa takut dihakimi. Dorong mereka untuk berbicara dengan tenang dan secara konstruktif. Saat mengatasi konflik, penting untuk tetap fokus pada masalah yang sedang dibahas. Hindari membawa masalah masa lalu atau menyimpang ke topik lain yang tidak relevan. Jika konflik terjadi antara anak-anak atau anggota keluarga yang lebih muda, bantu mereka belajar bagaimana mendamaikan perbedaan mereka dengan cara yang sehat dan konstruktif. Pujilah Usaha dan Kemajuan,setelah konflik diselesaikan, berikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat atas usaha mereka dalam menyelesaikan konflik dengan bijak. Ini membantu memperkuat hubungan dan mendorong perilaku yang positif di masa depan.

Buat Kesepakatan dan Tindak Lanjuti

Terakhir, setelah solusi dicapai, buat kesepakatan yang jelas tentang tindakan lanjut yang akan diambil oleh setiap anggota keluarga. Pastikan untuk mengikuti upaya-upaya tersebut dengan konsistensi dan kesabaran. Dengan mengimplementasikan pendekatan ini, orang tua dapat membantu mengelola konflik keluarga dengan bijak dan membangun hubungan yang kuat dan harmonis di antara semua anggota keluarga.

 

Untuk pemesanan Aqiqah praktis dan hemat bisa klik disini.

Peran Komunitas dalam Aqiqah