Masjid Ji’ronah Tempat Miqot
Menurut pendapat Sekepakatan ulama’, Ji’ranah ini merupakan tempat miqat umrah yang sangat afdhal bagi para penduduk Makkah. Sehingga masjid inipun tidak pernah sepi dari para jamaah.Al-Ji’ronah ini, Sula disebut Ji’ronah saja, Yakni sebuah perkampungan di lembah (Wadi) Saraf yang berjarak dekat-dekat 24 km dari Masjidil Haram, Makkah al- Mukarramah.
Ada apa sih di kampung ini? Di Kampung ini ternyata menyimpan sebuah keunikan, yang mana terkandung sebuah masjid bernama Masjid Ji’ranah. Masjid Ji’ranah ini selalu dimanfaatkan penduduk Makkah untuk melakukan miqat saat umrah atau haji. Dikarenkan itu, kampung Ji’ranah merupakan tanda batas tanah haram.
ASAL KATA JI’RONAH
Syekh Muhammad Ilyas Abdul Ghani di dalam bukunya yang mana bukunya tersebut berjudul: Sejarah Makkah di sana tertuliskan, kata Ji’ronah diambil dari nama seorang perempuan yang hidup di daerah tersebut. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al Fakihi dari Ibnu Abbas R.A. bahwasanya di dalam surat Al-Nahl ayat 92 yang berbunyi “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali” turun terkait dengan seorang wanita Quraisy dari Bani Tim yang dijuluki dengan julukan Ji’ranah. Perempuan itu disinyalir sebagai seorang wanita yang terkenal dungu.
SEKILAS MASJID JI’RONAH
Rasulullah pernah bermukim di sini selama 13 hari, kemudian bermiqat untuk melakukan umrah beliau yang ketiga kali di kampung ini. Tempat di mana Rasulullah S.A.W. berihram kemudian dibangun Masjid Ji’ranah.
Masjid Ji’ronah saat ini mampu menampung lebih dari seribu orang jamaah sekaligus. Luas total masjid cantik ini adalah 1600m2 meter persegi. Halaman dan area parkir masjid yang cukup luas bisa menampung ratusan bis dan kendaraan lainnya. Di halaman masjid juga akan banyak di temui para pedagang kaki lima keturunan Bangladesh atau Barmawi yang berjualan. Mereka menjual berbagai macam cinderamata ataupun benda-benda lainnya. Masjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi yang cukup luas.
Di samping kanan masjid terdapat sebuah sumur tua yang sekarang telah ditutup oleh kerajaan Arab Saudi. Dahulunya sumur tersebut menjadi praktek bid’ah, yang mana airnya digunakan bahkan dibawa pulang oleh jamaah haji karena menganggap obat dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Sebab keistimewaannya, masjid ini juga telah dipugar berkali-kali dari zaman ke zaman sepanjang sejarah. Kemudian, pada pemerintahan Kerajaan Arab Saudi, dibangun masjid besar bersebelahan dengan masjid lama, yang dibuat menyatu. Untuk membangun masjid itu, Raja Arab Saudi, Raja Fahd menggelontorkan dana tak kurang dua juta riyal.
Pemandangan ini berbeda dengan di beberapa masjid tempat miqat lainnya. Di antaranya, Masjid Aisyah di Tan’im dan Masjid Hudaibiyah di Hudaibiyah. Di sana, terlihat banyak jamaah haji Indonesia dan jamaah dari negara lain yang mengambil miqat di sini.Di antara ketiga masjid tempat miqat tersebut, Masjid Ji’ranah secara besar dan luas ada di tengah antara Masjid Aisyah yang paling besar dan Masjid Hudaibiyah yang paling kecil.
Kebersihan dan kenyamanan di masjid ini sangat terasa. Fasilitas kamar mandinya besar, luas, dan bersih. Sementara, tempat parkir kendaraannya juga luas.
Sama seperti masjid lainnya di Arab Saudi, di Masjid Ji’ranah juga dilengkapi pendingin udara. Sehingga, menambah kenyamanan saat melakukan shalat sunah ihram sebelum melakukan umrah.
Baca Juga : Mengenal Sunnah Ketika Umroh
Terkait Masjid Ji’ranah ini, adalah masjid yang digunakan untuk miqat dan berihram bagi penduduk Makkah. Masjid tersebut telah diperbaharui kembali oleh Raja Fahd yang pada saat itu menelan biaya kurang lebih 2 juta Riyal Saudi dengan luas 430 meter perseg dan dapat menampung 1.000 jamaah.Selain itu di Ji’ranah juga, Rasulullah SAW pernah meninggalkan para tawanan dan harga rampasan perang yang diambilnya dari Hawazin, dalam peperangan Hunain pada 8 Hijriyah. Kira-kira selama 10 malam berada di Ji’ranah, Rasulullah tidak membagikan harga rampasan perang tersebut, karena sambil menunggu orang-orang Hawazin yang bertobat datang menyusulnya.
Dan, ketika telah dibagikan barulah datang diantara orang utusan Hawazin memohon kepada Rasulullah SAW agar membebaskan para tawanan beserta hartanya. Rasulullah lalu bertanya kepada para utusan itu dengan pertanyaan, “Silakan pilih, tawanan atau harta?”.
Setelah itu Mereka lalu memilih tawanan, dan Rasulullah pun meminta kepada kaum Muslimin semua untuk membebaskan para tawanan Hawazin dengan lembut dan secara baik-baik. Kemudian, pada malam itu juga, dari Ji’ranah, Rasulullah lalu berihram dan mengerjakan umrah, dan selesai pada malam itu juga. Lalu, Rasulullah menyuruh para tentaranya untuk kembali ke Madinah.
- Alamat : Jl. Gn. Anyar Indah No.48, Gn. Anyar, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294
- Map : Klik Disini
- No WA : 081233827372
- Website : nhumroh.com
- Email : cs@nurulhayat.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar